Simulasi Break-even Point (BEP) Usaha Frozen Food: Kapan Balik Modal dan Bagaimana Menghitungnya

Simulasi Break-even Point (BEP) Usaha Frozen Food: Kapan Balik Modal dan Bagaimana Menghitungnya

Simulasi Break-even Point (BEP) Usaha Frozen Food: Kapan Balik Modal dan Bagaimana Menghitungnya


🧊 Pendahuluan

Berapa lama sih usaha frozen food bisa balik modal?
Jawabannya: tergantung Break-even Point (BEP) kamu.

Sayangnya, banyak pelaku UMKM rumah tangga tidak menghitung BEP secara tepat. Akibatnya:

  • Usaha kelihatan laku tapi sebenarnya masih rugi

  • Tidak tahu harus jual berapa pack agar untung

  • Tidak tahu kapan balik modal

Artikel ini akan membantu kamu menghitung BEP usaha frozen food secara sederhana, realistis, dan aplikatif. Cocok untuk pemula maupun yang sudah jalan tapi belum punya sistem keuangan tertulis.


📌 Apa Itu Break-even Point (BEP)?

Break-even Point (BEP) adalah titik impas di mana total pendapatan sama dengan total biaya.

Artinya:
Belum untung, tapi sudah tidak rugi.

Setelah melewati BEP, semua penjualan mulai menghasilkan keuntungan bersih.


💰 Komponen dalam Perhitungan BEP

Untuk mengetahui BEP, kamu harus tahu dulu 3 hal utama:

1. Biaya Tetap (Fixed Cost)

Biaya yang keluar setiap bulan meski tidak ada produksi.

Contoh:

  • Sewa tempat

  • Gaji karyawan tetap

  • Penyusutan alat (freezer, kompor)

  • Internet dan telepon

  • Izin usaha (disusutkan tahunan)

2. Biaya Variabel (Variable Cost)

Biaya yang berubah tergantung jumlah produksi.

Contoh:

  • Bahan baku

  • Plastik, stiker, kemasan

  • Gas/listrik untuk memasak

  • Ongkir bahan

  • Upah per produk (jika sistem borongan)

3. Harga Jual per Unit

Harga jual per pack (eceran/reseller), tergantung target penjualan.


📐 Rumus Dasar Menghitung BEP

BEP (Unit) = Total Biaya Tetap ÷ (Harga Jual per Unit - Biaya Variabel per Unit)

Hasilnya = jumlah produk (pack) yang harus kamu jual supaya impas.


📊 Simulasi 1: BEP Usaha Pempek Frozen Rumahan

Asumsi Bulanan:

  • Biaya Tetap:

    • Sewa dapur + freezer: Rp 500.000

    • Gaji bantu produksi: Rp 1.000.000

    • Internet & listrik: Rp 300.000

    • Penyusutan alat: Rp 200.000

    • Total Fixed Cost: Rp 2.000.000

  • Biaya Variabel (per 1 pack isi 10 pcs):

    • Bahan baku + kemasan: Rp 13.000

    • Ongkir bahan: Rp 1.000

    • Total Variable Cost: Rp 14.000

  • Harga Jual Eceran: Rp 22.000

Hitung BEP:

BEP (Unit) = 2.000.000 ÷ (22.000 - 14.000) = 2.000.000 ÷ 8.000 = 250 pack

Artinya:
Kamu harus menjual minimal 250 pack pempek per bulan agar tidak rugi.


📦 Simulasi 2: BEP Usaha Nugget Tempe Homemade

Asumsi Bulanan:

  • Fixed Cost: Rp 1.200.000

  • Biaya variabel per pack (250 gr): Rp 7.000

  • Harga jual eceran: Rp 15.000

Hitung BEP:

BEP = 1.200.000 ÷ (15.000 - 7.000) = 1.200.000 ÷ 8.000 = 150 pack

Artinya: butuh jual 150 pack nugget agar impas biaya bulanan.


🍤 Simulasi 3: BEP Dimsum Frozen via Reseller

Asumsi:

  • Total Fixed Cost: Rp 2.400.000

  • Variable Cost per pack (isi 10): Rp 10.000

  • Harga jual ke reseller: Rp 17.000

BEP = 2.400.000 ÷ (17.000 - 10.000) = 2.400.000 ÷ 7.000 = ± 343 pack


📈 Strategi Menurunkan BEP agar Cepat Balik Modal

  1. Naikkan harga jual perlahan

    • Gunakan desain kemasan premium

    • Tambahkan nilai plus: sertifikasi halal, expired jelas, packing rapi

  2. Tekan biaya variabel

    • Beli bahan baku grosir

    • Produksi batch besar untuk efisiensi gas/listrik

    • Kurangi stiker tidak perlu

  3. Gunakan sistem pre-order

    • Produksi sesuai permintaan = tidak buang produk

  4. Bundling hemat

    • Jual 3 pack + diskon sedikit → lebih cepat capai BEP

  5. Fokus ke channel penjualan yang hemat biaya

    • Marketplace gratis

    • WA katalog

    • Reseller dropship tanpa stok


🧠 Studi Kasus Mini: Usaha Dimsum Frozen Balik Modal 2 Bulan

Bu Rini memulai usaha dimsum frozen dengan modal:

  • Freezer bekas Rp 1,2 juta

  • Peralatan dapur Rp 1,3 juta

  • Biaya bahan awal Rp 1 juta

  • Kemasan dan stiker Rp 500rb

Total Modal Awal: Rp 4.000.000

Produksi awal:

  • 100 pack dimsum/bulan

  • Harga jual: Rp 20.000

  • Laba bersih per pack: Rp 7.000

  • Total laba bersih/bulan: 100 × 7.000 = Rp 700.000

Masih rugi di bulan pertama. Tapi:

  • Bulan ke-2 naik ke 200 pack = laba bersih Rp 1.400.000

  • Bulan ke-3 capai BEP

  • Bulan ke-4 untung bersih dan bisa beli freezer baru


✅ Kesalahan Umum dalam Menghitung BEP

  1. Tidak masukkan biaya waktu sendiri
    → Kalau kamu kerja sendiri, tetap perhitungkan waktu sebagai upah

  2. Lupa hitung penyusutan alat
    → Freezer, kompor, mixer juga punya umur pakai

  3. Lupa hitung ongkos kirim bahan baku
    → Ongkir masuk biaya variabel, harus diperhitungkan

  4. Harga jual asal tebak
    → Gunakan metode harga berdasarkan HPP + margin logis


💬 FAQ Simulasi BEP Frozen Food

1. Saya jual banyak tapi tetap rugi. Kenapa?
Cek apakah harga jual lebih kecil dari HPP + fixed cost belum tertutupi.

2. Kalau jual ke reseller, BEP jadi lebih tinggi ya?
Ya, karena margin lebih kecil. Maka jual ke reseller dalam jumlah banyak.

3. Harus hitung BEP tiap bulan?
Tidak selalu, tapi minimal saat awal usaha, saat naik produksi, atau saat bahan naik harga.

4. Apakah alat dapur masuk biaya tetap atau variabel?
Masuk biaya tetap, disusutkan (misal: freezer harga 2 juta dipakai 2 tahun = Rp 83.000/bulan)

5. Apa pentingnya tahu BEP?
Tanpa tahu BEP, kamu seperti naik kendaraan tanpa tahu tujuan. Bisa jalan, tapi gak tahu nyampe mana.


🎯 Penutup

Menghitung Break-even Point (BEP) adalah langkah dasar yang wajib dilakukan setiap pelaku UMKM frozen food, sekecil apa pun skala usahamu.

Dengan tahu berapa unit harus dijual untuk impas, kamu bisa:

  • Mengatur strategi promosi yang tepat

  • Menentukan harga tidak asal

  • Menyusun target realistis

Ingat, jualan banyak belum tentu untung kalau kamu tidak tahu BEP-nya.
Semoga artikel ini membantu kamu menyusun rencana bisnis yang lebih matang dan tahan lama.

Posting Komentar untuk "Simulasi Break-even Point (BEP) Usaha Frozen Food: Kapan Balik Modal dan Bagaimana Menghitungnya"