Cara Menghitung Biaya Kemasan dalam HPP: Panduan Lengkap untuk UMKM Rumah Tangga
Cara Menghitung Biaya Kemasan dalam HPP: Panduan Lengkap untuk UMKM Rumah Tangga
🏠 Pendahuluan
Banyak pelaku UMKM rumah tangga mengira bahwa kemasan hanya bagian luar dari produk. Padahal, dalam dunia usaha makanan dan produk konsumen, kemasan adalah:
-
Bagian dari nilai jual
-
Menjadi pelindung produk
-
Memberikan kesan profesional
-
Dan tentu saja: masuk ke dalam biaya produksi alias HPP (Harga Pokok Produksi)
Mengabaikan biaya kemasan saat menyusun harga jual bisa membuat usaha merugi tanpa disadari. Artikel ini membahas cara menghitung biaya kemasan secara tepat, agar UMKM tidak salah hitung dan tetap dapat keuntungan wajar.
🧮 Apa Itu HPP dan Mengapa Biaya Kemasan Penting?
✅ Definisi HPP
HPP (Harga Pokok Produksi) adalah total biaya yang dikeluarkan untuk memproduksi 1 unit produk hingga siap dijual.
Komponen HPP antara lain:
-
Biaya bahan baku langsung (tepung, ikan, cabe, botol, dsb.)
-
Biaya tenaga kerja langsung (upah karyawan produksi)
-
Biaya overhead (listrik, gas, air, sewa dapur)
-
Biaya kemasan (plastik, label, box, botol, dsb.)
🔍 Kenapa Kemasan Harus Masuk HPP?
Karena tanpa kemasan, produk tidak bisa dijual atau dikirim. Jika Anda menjual pempek tanpa plastik atau sambal tanpa botol, tentu tidak layak edar. Kemasan adalah komponen wajib.
🧾 Jenis Biaya Kemasan dalam UMKM
-
Kemasan utama:
Wadah langsung bersentuhan dengan produk (plastik vacuum, botol PET, standing pouch) -
Kemasan sekunder:
Pelengkap atau pelindung (box karton, mika, tas kertas, bubble wrap) -
Label dan segel:
Stiker, barcode, expired date, segel plastik/aluminium -
Biaya pendukung pengemasan:
Lakban, gunting, plastik zip tambahan, sablon stiker
📊 Cara Menghitung Biaya Kemasan dalam HPP
✅ Langkah 1: Rinci Semua Jenis Kemasan
Contoh produk: Pempek isi kapal selam frozen
Komponen Kemasan | Jenis | Biaya Satuan (Rp) |
---|---|---|
Plastik vacuum PE | Utama | 600 |
Stiker label | Informasi produk | 250 |
Box karton kecil | Sekunder | 900 |
Segel plastik | Tambahan | 100 |
Total biaya kemasan = Rp 600 + Rp 250 + Rp 900 + Rp 100 = Rp 1.850
✅ Langkah 2: Tambahkan ke Komponen Lain dalam HPP
Komponen | Biaya |
---|---|
Bahan baku (ikan, sagu) | Rp 6.000 |
Tenaga kerja (pro-rata) | Rp 2.000 |
Overhead produksi | Rp 500 |
Kemasan | Rp 1.850 |
Total HPP | Rp 10.350 |
Jadi, jika ingin untung 30%, harga jual minimal = Rp 10.350 + 30% = Rp 13.455 → dibulatkan Rp 13.500
📦 Contoh Perhitungan Lain: Sambal Botolan
Komponen | Biaya (Rp) |
---|---|
Botol PET 250 ml | 1.000 |
Label stiker warna | 400 |
Segel aluminium/panas | 200 |
Plastik bubble + OPP | 300 |
Total kemasan | Rp 1.900 |
Bahan baku + proses | Rp 5.500 |
HPP total | Rp 7.400 |
Harga jual + 40% margin | Rp 10.360 → bulat Rp 10.500 |
📉 Tips Menurunkan Biaya Kemasan Tanpa Menurunkan Kualitas
-
Beli grosir dari supplier langsung
-
Misal: beli 1.000 botol = harga turun dari Rp 1.000 → Rp 750
-
-
Gunakan satu kemasan serbaguna
-
Standing pouch bisa dipakai untuk sambal, bumbu, frozen food
-
-
Cetak label sendiri jika masih skala kecil
-
Gunakan printer + stiker vinil A4
-
-
Gunakan dus karton polos lalu stempel logo
-
Lebih murah daripada cetak offset custom
-
-
Hindari lapis kemasan berlebihan
-
Contoh: bubble + dus + paper bag = biaya tinggi tapi tidak diperlukan
-
💡 Tips Praktis UMKM
Situasi | Saran Kemasan |
---|---|
Kirim jarak jauh | Prioritaskan ketahanan & anti bocor |
Jualan langsung/titip | Prioritaskan visual menarik & branding |
Produk beku | Pakai plastik vacuum nylon PE |
Produk cair/pedas | Pakai botol PET + segel + label info |
💡 Pastikan total biaya kemasan masuk dalam tabel HPP agar margin usaha tetap terkontrol!
❌ Kesalahan Umum UMKM Soal Biaya Kemasan
-
Tidak menghitung kemasan dalam HPP
-
Akibatnya margin dipotong tanpa sadar
-
-
Tidak membedakan kemasan promo & regular
-
Harga promo dibungkus mewah → malah rugi
-
-
Tidak tahu harga kemasan satuan
-
Karena beli campuran, tidak tahu unit cost sebenarnya
-
-
Mengikuti kemasan kompetitor secara buta
-
Padahal kebutuhan tiap usaha berbeda
-
🧠 FAQ: Cara Menghitung Biaya Kemasan dalam HPP
1. Apakah biaya label termasuk biaya kemasan?
Ya, karena label merupakan bagian dari pengemasan dan informasi produk yang wajib dicantumkan.
2. Apakah kemasan bubble wrap untuk pengiriman masuk HPP?
Kalau produk hanya dijual online, iya. Tapi kalau penjualan langsung, bisa dihitung sebagai biaya distribusi atau opsional.
3. Bagaimana cara menghitung biaya kemasan jika beli dalam lusinan?
Cukup bagi total harga dengan jumlah unit. Contoh: beli 100 botol seharga Rp 100.000 → Rp 1.000/botol.
4. Kalau beli stiker custom dalam jumlah banyak, bagaimana menghitung per produknya?
Hitung harga total cetak dibagi jumlah produk. Cetak 1.000 stiker Rp 150.000 → Rp 150/stiker.
5. Boleh nggak sih menambah margin khusus untuk biaya kemasan?
Boleh, asal tetap kompetitif. Beberapa produk premium bahkan menaikkan harga karena kemasan lebih eksklusif.
📊 Format Tabel HPP Lengkap untuk Produk UMKM
Komponen HPP | Jumlah (Rp) |
---|---|
Bahan Baku Utama | 6.000 |
Bumbu tambahan | 1.000 |
Tenaga Kerja Langsung | 2.000 |
Overhead Dapur | 500 |
Kemasan (total) | 1.850 |
Total HPP | 11.350 |
Tambahkan:
-
Margin keuntungan: 30–50%
-
Distribusi: Rp 1.000 (jika perlu)
-
Biaya marketing: opsional
🔁 Penutup
Dalam UMKM, penghitungan HPP yang teliti dan jujur adalah pondasi utama agar bisnis bisa berkembang secara sehat. Jangan anggap remeh biaya kemasan — ia bisa jadi penentu antara untung dan rugi!
Dengan menghitung biaya kemasan secara tepat, Anda akan:
✅ Menentukan harga jual yang realistis
✅ Mengetahui margin usaha secara akurat
✅ Tidak bingung saat promo atau diskon
✅ Bisa menentukan strategi bundling dan paket reseller yang tepat
Mulailah dengan menghitung biaya kemasan dari produk utama Anda. Gunakan tabel, catatan manual, atau Excel. Jika bisnis sudah berkembang, pertimbangkan pakai software kasir atau inventory agar lebih otomatis.
Posting Komentar untuk "Cara Menghitung Biaya Kemasan dalam HPP: Panduan Lengkap untuk UMKM Rumah Tangga"